Senin, 18 Maret 2013

Tentang Kesehatan Rambut

Rambut kamu kusam, rontok dan patah-patah??
How can be you looked beautiful while your hair isn’t? You know the answer 

Tetapi di sini kita bukan akan membahas bagaimana menyulap rambut agar terlihat cantik. Kita akan membahas lebih dari itu, kita akan berbicara tentang seluk beluk rambut, bagaimana ia tumbuh, bagaimana merawat rambut, apa saja ‘penyakit yang menggerogoti rambut’, termasuk masalah rambut rontok, kebotakan, dan bagaimana mencegahnya, semuanya akan dibahas dari sudut pandang kesehatan.

Sebelum membicarakan teori, berikut jawaban beberapa teman ketika ditanya

“Menurut kamu, apa yang menyebabkan rambut rontok?”:

“Rambut bisa rontok kalau terlalu sering atau ga sengaja ditarik-tarik” (Andy, 23 tahun, mahasiswa)
“Kurang vitamin atau mungkin ga cocok sama shampoo nya  “ (Lady, 23 tahun, mahasiswa + model)
“Stress, usia, hormon, keturunan.” (Dheny, 23 tahun, karyawan swasta)
“Stress, perubahan hormon, misal karena hormon menyusui, pengaruh obat-obatan medis, misalnya efek samping obat, terapi kanker, dll.” (Dewi, 23 tahun, PNS)
“Keturunan” (Luh, 23 tahun, karyawan swasta)

“Transplantasi rambut itu gimana, sih?”

 “Belum pernah denger..” (Andy, 23 tahun, mahasiswa)
“Bibit rambutnya ditanem di kepala..” (Erdo, karyawan swasta)
“Pernah denger di tipi, orang kecelakaan pesawat. Rambutnya ga bisa numbuh jadinya ditanem deh satu satu” (Dewi, 23 tahun, PNS)

Di kepala, rambut bukan sekedar mahkota. Rambut menjadi buffer, melindungi kulit kepala dari sengatan panas atau tusukan dingin. Rambut tumbuh di seluruh permukaan kulit kecuali bibir serta telapak tangan dan kaki.

Rambut yang dapat terlihat oleh mata kita adalah sel mati. Sementara sel hidupnya, ada di bawah kulit kepala, diselubungi oleh suatu jaringan yang disebut folikel.

Sel rambut yang hidup atau akar rambut, memperoleh makanan melalui pembuluh darah di bawah folikel. Di sinilah sel rambut diproduksi. Sel rambut di dalam akar akan mengeras, kemudian mati  dan terdorong keluar oleh sel rambut baru sehingga seolah-olah ‘tumbuh’ menjadi helai rambut. Helai rambut tumbuh selama beberapa tahun, kemudian pertumbuhannya melambat antara 2–3 minggu lalu berhenti. Setelah berhenti tumbuh, rambut tetap di kepala sampai beberapa bulan, kemudian rontok. Folikel yang ditinggalkannya akan menjadi tempat pertumbuhan rambut yang baru. Pada umumnya, setiap orang memiliki folikel kurang lebih 120.000 folikel. Setiap folikel normalnya hanya mampu menumbuhkan rambut sampai sekitar 20 kali.

Hair shaft atau batang rambut terdiri dari 3 lapisan, dari dalam keluar disebut medulla, korteks, dan kutikula. Kutikula berfungsi untuk melindungi lapisan-lapisan yang lebih dalam. Kutikula dapat mengalami kerusakan dan menyebabkan warna alami rambut hilang.

Hal-hal yang dapat memicu kerusakan kutikula di antaranya gangguan fisik yang berlebihan seperti paparan sinar matahari, polusi, angin, klorin, paparan suhu tinggi, teknik menyisir rambut yang salah, atau penggunaan bahan-bahan kimia seperti pewarna, pelurus, maupun pengkeriting rambut tanpa perawatan yang cukup, sirkulasi darah ke folikel rambut kurang, terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak, stres, atau kemoterapi. Kerusakan rambut dapat memicu kebotakan. Dalam bahasa kesehatan, kebotakan disebut alopecia.

Ada berbagai macam tipe kebotakan (alopecia) :

1. Alopecia areata
Bentuknya bulat atau oval, satu atau di beberapa tempat di kulit kepala. Belum jelas apa penyebab pastinya, namun diduga karena kurangnya nutrisi, keturunan, stress, yang dapat memicu kerontokan rambut lebih cepat dari yang seharusnya. Jika rambut terlalu sering rontok dan folikel sudah mencapai batas maksimumnya memproduksi rambut, maka folikel akan mati dan tidak ada lagi rambut yang tumbuh di folikel tersebut. Jika ini terjadi pada banyak folikel sekaligus maka dapat memicu kebotakan.

2. Androgenetic alopecia
Kebotakan tipe ini dialami pria dewasa karena dipengaruhi oleh hormon testosteron.  Di dalam tubuh, hormon ini dapat bereaksi dengan enzim 5-alpha-reductase, dan berubah menjadi dehydrotestosterone (DHT). DHT memicu pengecilan ukuran folikel sehingga rambut mudah rontok. Biasanya rambut berikutnya yang tumbuh ketebalannya berkurang dari rambut normal. Terapi untuk kebotakan jenis ini biasanya dengan obat-obatan seperti minoxidil, finasteride, atau hormon estrogen, tetapi hanya boleh diberikan dengan resep dokter.

3. Congenital alopecia
Kebotakan ini disebabkan oleh kelainan gen. Biasanya saat lahir rambut masih tumbuh normal namun hanya dalam beberapa bulan mengalami kerontokan dan tidak tumbuh lagi atau ketebalan rambut menipis. Kebotakan jenis ini jarang sekali terjadi.

4. Alopecia pityrodes
Kebotakan yang dipicu oleh ketombe (dandruff). Kebanyakan dialami pada masa puber. Rambut tipis dan kusam. Diatasi dengan menghilangkan dandruffnya.

5. Trichotillomania
Kebotakan yang disebabkan oleh tingkah laku pada masa kanak-kanak yang tidak terkontrol, menarik rambut sendiri hingga rontok. Pendekatan psikiatri perlu dilakukan untuk mengatasinya.

6. Scarring alopecia
Kebotakan karena folikel rusak misalnya akibat kecelakaan, terbakar, dan sebagainya. Terapi hanya dengan jalan operasi.

Operasi adalah jalan terakhir mengatasi kebotakan bila cara-cara pencegahan seperti perawatan rutin dengan vitamin, creambath, hair tonic, sudah tidak berhasil mengurangi kerontokan rambut, dan kebotakan sudah meluas dan permanen. Operasi yang dilakukan yaitu tranplantasi rambut.

Pada transplantasi rambut, rambut dipindahkan dari kulit kepala yang lebih lebat ke kulit kepala yang botak. Sama halnya cangkok jantung, transplantasi rambut pun beresiko terjadi penolakan dari tubuh yang ditransplantasi.

Kita semua beresiko mengalami kebotakan. Dan kebotakan bisa jadi permanen. Jadi, sebelum terlambat, yuk rajin merawat rambut… 

Referensi :
  • Begoun, Paula. 2004. Don’t Go Shopping Hair Care Product Without Me. California ublisher Group West
  • Poeradisastra, Ratih. 2006. Cara Mencegah Kebotakan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
  • Wong, H.W. 2012. Seminar Lecture: Disorder of Hair. Dermato Venereology, Medical Faculty of UKRIDA.
credit : http://apotekerbercerita.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar