Senin, 18 Maret 2013

Apoteker tidak hanya bekerja di Apotek


Farmasis atau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan apoteker merupakan tenaga profesional kesehatan yang menyerahkan obat kepada pasien berdasarkan resep yang ditulis oleh dokter. Apoteker memiliki pengetahuan yang dalam mengenai sifat kimia berbagai macam obat dan tahu bagaimana reaksinya pada manusia, serta bagaimana interaksi obat satu sama lain. Apoteker harus menghitung secara akurat obat yang dibutuhkan pasien, memastikan dosis dan keamanannya untuk pasien, dan cara pemberiannya tepat kepada pasien. Apoteker tidak dapat memberikan resep obat, apoteker memberikan edukasi kepada pasien mengenai bagaimana cara menggunakan obat dan apa reaksi atau masalah yang harus dihindari.

How to Become a Pharmacist – Education and Training:
Di Indonesia, untuk menjadi seorang apoteker, harus menempuh pendidikan sarjana dan lulus sampai memperoleh gelar S.Farm (normalnya 4 tahun) terlebih dahulu sebelum kemudian melanjutkan pendidikan profesi apoteker (normalnya selama 2 semester). Di beberapa negara lain, program sarjana farmasi dan apoteker tidak dipisahkan.

What’s to Like about Pharmacist Jobs:
Demand is strong for this medical career. Penyakit tidak akan berhenti berkembang dan akan terus muncul di bumi sehingga orang-orang akan selalu membutuhkan obat. Oleh karena itu, apoteker menikmati bagaimana stabilnya pekerjaan mereka dan selain itu, tersedianya berbagai macam pekerjaan dimana-mana karena selain bekerja  di apotek, apoteker juga bisa bekerja di Industri farmasi (bisa di industri obat, kosmetik, atau makanan), menjadi PBF (Pedagang Besar Farmasi atau di Amerika biasa disebut Retail Pharmacy), di Rumah Sakit,  di laboratorium untuk melakukan penelitian, menjadi dosen di universitas, di pemerintahan (Badan POM), businessman (bisa punya apotek sendiri atau membangun bisnis keluarga misalnya mengelola klinik kesehatan bersama atau bisa juga membangun industri farmasi sendiri), konsultan di bidang farmasi, medical representation di perusahaan farmasi, dan masih banyak lagi.  A variety of options and work settings are available for pharmacists as well.

What’s Not to Like about Pharmacist Careers:
Menjadi apoteker di Indonesia  khususnya yang bekerja menjadi penanggungjawab di suatu apotek, tidak menjamin gaji yang tinggi seperti di negara-negara lain sebut saja USA, Malaysia, Singapura, Canada, dan negara Eropa lainnya. Oleh karena itu, jangan heran ketika apoteker penanggungjawab apotek tersebut jarang ada di tempat (baca : apotek) karena mereka harus bekerja di tempat lain (di industri farmasi atau pemerintahan misalnya). Furthermore, pharmacists must stand on their feet all day and the work can be repetitive (berlaku bagi apoteker yang bekerja di apotek). One other concern for pharmacists is maintaining clean licensure. Satu kesalahan dalam menyerahkan atau meracik obat dapat menyebabkan bencana dan menghancurkan karirnya.

Career Paths and Work Settings for Pharmacists:
Once licensed, pharmacists can choose from a variety of work settings and types of pharmacist jobs, termasuk PBF (retail pharmacies), rumah sakit, apotek, industri, pemerintahan, dan lan-lain seperti yang disebutkan di atas. Ada banyak pilihan untuk apoteker yang ingin berkarir di bidangnya. Kebanyakan orang berpikir bahwa apoteker adalah orang yang berada di belakang counter di apotek, padahal sebenarnya tidak hanya bekerja di apotek. Walaupun banyak pilihan pekerjaan untuk apoteker yang  ingin berkarir di bidang farmasi, menjadi apoteker adalah hal yang menguntungkan bagi diri sendiri dan orang-orang terdekat karena seorang apoteker memiliki pengetahuan lebih tentang obat-obatan dan kesehatan. Stay health, readers! =)


Referensi :
http://healthcareers.about.com/od/healthcareerprofiles/p/PharmacistJobs.htm


Tidak ada komentar:

Posting Komentar