Selasa, 28 Oktober 2014

Marah

pernah marah ? atau kamu adalah tipe orang yang suka marah-marah ? tapi tahu gak sich bagaimana proses terjadinya marah ???
Marah merupakan perasaan tak terkontrol dalam menanggapi frustasi atau hinaan dari ekspresi diri sesuai kehendak hati tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Seseorang bisa marah biasanya jika tidak menyukai kondisi-kondisi tertentu dan hal itu akan membuatnya melakukan balas dendam. Kemarahan merupakan campuran dari elemen-elemen emosional, fisiologis,dan kognitif.

  

Mengapa marah?
Marah dapat disebabkan oleh harga diri yang dirusak, harapan yang tidak terwujud,atau fantasi permusuhan yang berulang-ulang. Tujuan marah adalah “menyempurnakan tujuan” atau menyalahkan orang lain terhadap kekurangan/kesalahan kita. Marah dapat digunakan sebagai alasan menekan orang, menaikkan harga diri, menyembunyikan suatu perasaan, dan menggantikan emosi lainnya seperti dengan menggunakan penyerangan untuk menyembunyikan ketakutan.
 
    
Bagaimana marah terjadi?
Emosi mulai memasuki 2 struktur bangunan berbentuk almond di dalam otak yang disebut amygdala. Amygdala bertanggung jawab mengidentifikasi ancaman-ancaman, dan mengirimkan peringatan, ketika ancaman teridentifikasi. Amygdala sangat efisien dalam memperingatkan adanya ancaman ini. Sehingga, menyebabkan seseorang mengambil tindakan sebelum ancaman itu sampai ke korteks (bagian otak yang bertanggung jawab untuk berpikir dan menimbang), tanpa mampu mengecek kelayakan reaksi yang terjadi. Dalam kata lain,otak kita punya semacam saluran yang dapat melaksanakan tindakan sebelum konsekuensinya dipertimbangkan secara logis (refleks).

Ketika seseorang marah, otot-otot tubuh menegang. Di dalam otak, bahan kimia yang berfungsi sebagai neutrontransmitter yang bernama catecholamine dilepas,menyebabkan ledakan energi yang bertahan selama beberapa menit. Pada saat yang bersamaan, detak jantung meningkat, tekanan darah naik, dan demikian juga laju pernapasan. Wajah biasanya kemerah-merahan seiring dengan peningkatan aliran darah menuju anggota badan, sebagai persiapan aksi fisik. Dalam rangkaian yang cepat, tambahan hormon dan neutrontransmitter otak, adrenalin dan noradrenalin dilepaskan, yang akan memicu suatu kondisi rangsangan yang lebih lama.

Aliran amarah, biasanya terhenti sebelum seseorang menjadi tak terkontrol. Korteks bagian depan menahan emosi sesuai proporsi rangsangan (marah). Amygdala memulai emosi tersebut, sedangkan korteks bagian depan meredakan emosi melalui penilaian. Korteks bagian depan sebelah kiri dapat meredakan amarah tersebut. Bagian itu bertugas menjaga sesuatu menjadi terkontrol.

Jika marah punya suatu fase persiapan psikologis untuk melampiaskannya secara fisik, dia punya fase “pendinginan” juga. Tubuh mulai rileks menuju posisi normal (sebelum marah), ketika target kemarahan tidak terjangkau atau ada ancaman mendadak.
 
Sulit untuk meredakan marah dalam waktu singkat. Adrenalin, pemicu rangsangan yang terjadi selama marah, bertahan dalam waktu yang lama (berjam-jam, terkadang berhari-hari), dan merendahkan batas ambang marah. Hal ini, membuat seseorang lebih mudah marah lagi setelahnya. Biasanya, tubuh membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali dalam kondisi tenang. Selama periode penenangan ini, orang yang tadinya marah, lebih rentan untuk marah lagi jika menanggapi sedikit gangguan saja.
 
Akibat marah
Marah bisa berwujud reaksi yang sangat negatif. Kemarahan yang tidak terkendali dapat memicu banyak perilaku anti sosial dan konsekuensi negatif lainnya seperti, kekerasan, kejahatan, pelecehan, hubungan rumah tangga bermasalah, kondisi kerja yang kacau balau, sakit kepala, darah tinggi, bisul, gangguan jantung,masalah kejiwaan dan sebagainya.

Coba pikir baik-baik, berapa kali kemarahan yang tak terkendali bisa memecahkan persoalan? berapa kali reaksi marah yang tak terkendali memperparah situasi yang sebelumnya telah buruk. Apakah anda dapat mengingat apa yang anda rasakan ketika bertindak saat marah bila dibandingkan saat anda dalam kondisi tenang?

Jika manusia dapat megerjakan fantasi-fantasi kemarahan tanpa ditindak secara hukum, kerusakan akibat kekerasan akan semakin besar. Sebuah studi di awal tahun 80-an bertanya, jika seseorang mampu menghilangkan orang lain hanya dengan menekan sebuah tombol, tanpa ada konsekuensi buruknya (penjara, dosa), apakah mereka akan melakukannya? 69% pria dan 56% wanita merespon positif (menjawab ya). Hasil ini sungguh luar biasa mencengangkan. Untuk itu, sebagai seorang muslim tidak sepantasnya suka marah, dan jika itu terjadi, Islam pun telah menyediakan solusinya.
 
 

credit : jmabuka wordpress

dia yang tidak pernah bisa aku miliki

Sudah 5 tahun semenjak hari itu, hari dimana kita berdua bertemu dalam tatap, dalam pandang... aku melihatmu dari jarak yang cukup jauh.. seorang laki-laki yang berada diatas panggung sambil memukul dan menabuh drum membuat aku sungguh terpana.kamu iya kamu seorang drummer dan sekaligus seorang mahasiswa kedokteran yang sangat aku kagumi meski belum sempat aku mengenalmu. kita tidak kenal, tidak pernah ngobrol tapi entah mengapa aku sangat mencintai kamu.

sejak hari pertemuan pertama kita, aku selalu mencari tau tentang kamu, tentang diri kamu, hobbi kamu, lagu-lagu favorit kamu, keluarga kamu sampai sesuatu hal kecil yang kamu suka aku pun tau. dan akupun juga mulai mendengarkan lagu-lagu bergenre rock yang sebenarnya sangat aku tidak suka tapi demi bisa mengenal kamu lebih dekat akupun mulai mencoba mendengarkannya.

semua sosial media yang kamu punyapun aku pantau setiap hari dan seorang seperti aku yang terkesan cuek kini berubah 100% menjadi seseorang yg kepo hanya untuk tau kabar dan perasaan dari orang yang sangat aku kagumi dan juga aku cintai. setiap kali aku melihat update-an status fb,twitter atau foto instagrammu aku selalu berteriak gembira, senang dan ada perasaan lega karena aku tau kamu baik-baik saja. tapi, ketika aku melihat foto kamu bersama perempuan lain itu sungguh membuat aku merasa sedih, hancur dan juga kecewa.

aku tak pernah berkenalan dengan mu, kamu bahkan sama sekali tidak tau aku. tapi aku bahkan bisa mencintai laki-laki yang tidak pernah aku kenal... tuhan apa perasaan ini salah? kenapa engkau membiarkan perasaan ini mengalir begitu dalam, mengapa harus aku mencintai dia, dia yang bahkan tidak mengenalku..
sungguh betapa bodohnya aku...

kini sudah 5 tahun, aku memendam rasa cinta didalam hatiku tanpa berani aku ungkapkan
jangankan untuk mengungkapkan perasaan, menyapa meski dalam dunia maya aku pun tak sanggup
entah mengapa diri ini selalu merasa bahwa suatu hari nanti pria itu akan berbalik menoleh padaku dan juga akan mencintaiku...

aku selalu mencoba untuk menghapus, dan melupakan semua tentang dia tpi lagi-lagi hati ini tak sanggup,
wajahnya dan senyumnya benar-benar sdh terekam jelas dimemori otakku, suaranya selalu terngiang2 ditelingaku...

Tuhan..jika perasaan ini salah aku mohon bantu aku untuk melupakan dia
tetapi jika pada akhirnya suatu hari nanti engkau izinkan kami bersama dalam sebuah hubungan aku mohon buatlah aku untuk selalu bersabar menunggunya berbalik menoleh kearahku dan berbalik mencintaiku... amiiiinnnn

I LOVE U SO MUCH *MGA*